mengulas ilmu pendidikan
Aktifitas Bisnis yang bersifat kuantitatif dapat dihitung dengan cara matematis. PENGGAJIAN 1. Gaji Kotor : jumlah uang total sebelum pengurangan apapun yang dibayarkan oleh majikan atau pemberi kerja melalui kesepakatan antara majikan dan karyawan / pekerja. 2. Tarip per jam dan jam kerja : untuk memformulasikan gaji kotor 3. Lembur : kelebihan jam kerja ( 8 jam/hari atau 40 jam/minggu ) Tarip lembur = 1,5 tarip kerja regular Tarip Lembur Minggu/libur = 2 tarip kerja regular 4. Gaji : jika gaji karyawan tidak dibayar menurut dasar per jam maka seorang karyawan bisa dibayar per minggu, per bulan atau per tahun ( to be on salary ) 5. Komisi : fee untuk jasa. Untuk mengurangi beban kerja pemilik perusahaan mempekerjakan salesman. Dan salesman ada yang terima gaji, ada yang terima komisi ada juga yang terima gaji sekaligus komisi. 6. Gaji bersih : jumlah uang yang dibawa pulang oleh karyawan ( Gaji kotor – pengurangan apapun ) CONTOH KASUS Sebagai seorang pekerja joko punya tarif perjam Rp 2.200 dan joko bekerja selama 9 jam ( senin ), 7 jam ( selasa ), 10 jam (rabu ), 10 jam ( Kamis ) , 6 jam ( Jumat ) dan 5 jam ( Sabtu ) maka gaji yang diterima joko minggu ini jika 1. Tarip kerja joko 40 jam/minggu? 2. Tarip kerja joko 8 Jam/hari ? BUNGA Bunga adalah fee atas jasa. Besarnya bunga ( I ) ditentukan oleh beberapa faktor yaitu - Uang pokok ( P ) - Tingkat suku bunga ( r ) - Waktu ( t ) Sehingga untuk mencari besarnya bunga bisa diformulasikan menjadi I = P.r.t Bunga dibedakan menjadi dua yaitu : - Bunga Eksak ( dalam 1 tahun dihitung ada 365 hari ) - Bunga Ordinary ( dalam 1 tahun dihitung ada 360 hari ) Sedangkan waktu penghitungannya dibedakan menjadi dua juga yaitu : - Waktu Eksak - Waktu Ordinary Waktu Eksak adalah waktu yang dihitung dengan sebenar-benarnya sesuai waktu yang berjalan saat perhitungan bunga sampai memperhitungkan adanya tahun kabisat. Waktu Ordinary adalah waktu kiraan dengan menganggap bahwa setiap bulan ada 30 hari. Sehingga perhitungan bunga dapat dihitung menjadi 4 jenis yaitu 1. Bunga Eksak Waktu Eksak 2. Bunga Eksak Waktu Ordinary 3. Bunga Ordinary Waktu Eksak 4. Bunga Ordinary Waktu Ordinary Contoh Kasus Uang sebesar Rp 3.000.000 dibungakan sebesar 16% pertahun 1 April 2007 sampai 31 Maret 2008 maka hitunglah bunga berdasarkan o Bunga Eksak Waktu Eksak (BEWE) o Bunga Eksak Waktu Ordinary (BEWO) o Bunga Ordinary Waktu Eksak (BOWE) o Bunga Ordinary Waktu Ordinary (BOWO) Hutang Rp 10.000.000 dengan bunga flat 1,5% perbulan dengan waktu cicilan selama 2 tahun. Hitung : - cicilan hutang tiap bulan - total pembayaran hutang tersebut selama 2 tahun - hitung prosentase bunga secara keseluruhan dari total pembayaran hutang tersebut. Hutang sebesar Rp 5.000.000 dalam jangka waktu 4 tahun dengan tarif suku bunga 10% pertahun. Hitung nilai jatuh tempo hutang tersebut jika suku bunganya majemuk? DERET Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi aturan tertentu. Bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan suku. Dari rangkaian deret akan terlihat pola perubahan deret tersebut dari satu suku ke suku berikutnya. Dari jumlah suku yang membentuknya, deret digolongkan atas deret berhingga ( deret yang jumlah sukunya tertentu ) dan deret tak berhingga ( deret yang jumlah suku-sukunya tidak terbatas ) . Sedangkan dari segi pola bilangan, deret bisa dibedakan menjadi deret hitung dan deret ukur. DERET HITUNG Deret hitung adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Dan bilangan yang membedakan suku-suku dari deret itu dinamakan pembeda atau selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan. Besarnya suku tertentu ( ke – n ) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah rumus : Un = a + ( n – 1 ) b Dimana a = suku pertama n = Indeks suku b = Pembeda Atau Un = Sn – S( n-1 ) apabila yang diketahui rumus jumlah sukunya Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain adalah jumlah nilai suku-sukunya dari suku pertama sampai suku yang bersangkutan,dan dapat dihitung dengan rumus Sn = n/2 ( 2a + ( n-1 ) b ) FUNGSI KUADRAT Bentuk Umum dari persamaan fungsi adalah F ( X ) = a X2 + b X + c Untuk membuat kurva dari fungsi kuadrat tersebut kita bisa melakukan langkah-langkah sebagai berikut ; - Fungsi memotong sumbu x ( sumbu horizontal / sumbu mendatar ) jika y = F ( x ) = 0 - Fungsi memotong sumbu y ( sumbu vertical / sumbu tegak ) jika x = 0 - Fungsi mempunyai sumbu simetri x = -b/2a - Fungsi mempunyai nilai puncak / nilai stasioner / nilai ekstrim ( -b/2a , D/-4a ) D adalah diskriminan dengan nilai D = b2 – 4ac Diskriminan juga digunakan untuk mengetahui titik potong fungsi terhadap sumbu x yaitu - Jika D > 0 maka fungsi memotong sumbu X pada 2 titik - Jika D = 0 maka fungsi memotong sumbu X pada 1 titik / menyinggung sumbu X - Jika D < 0 maka kurva tidak punya tititk potong dengan sumbu X Buatlah sket kurva dari fungsi kuadrat : 1. F ( x ) = X2 + 4X – 5 2. F ( x ) = X2 - 4X – 12 3. F ( x ) = X2 - 4X 4. F ( x ) = - X2 + 4 5. F ( x ) = -X2 + 2X 6. F(x) = X2 - 2X + 3 Atau Sn = n/2 ( a + Un ) DERET UKUR Deret Ukur adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan itu disebut pengganda (rasio = r) atau merupakan hasil bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku didepannya. Besarnya suku tertentu dari sebuah deret ukur dapat dihitung melalui rumus Un = a.r ( n-1 ) Dimana a = suku pertama r = rasio n = indeks suku
0 komentar:
Posting Komentar