Jumat, 05 Agustus 2011

Metode Pengumpulan Data

Jika dalam sebuah riset ada kebutuhan akan suatu data, maka seorang peneliti akan mengumpulkan data tersebut. Cara pengumpulan data ini tidaklah subjektif, dalam arti si peneliti mengumpulkan data sesuai dengan kemauannya sendiri, melainkan ada prinsip-prinsip tertentu yang mengaturnya. Dalam penelitian ada berbagai metode pengumpulan informasi ataupun data. Pemilihan metode pengumpulan data ini tergantung pada tujuan pengumpulan informasi, jenis informasi yang dikumpulkan, data yang tersedia, serta kemampuan peneliti dalam menggunakan metode tersebut. Tiap metode memiliki keuntungan dan kelemahan sendiri-sendiri dan cocok bagi tiap situasi tertentu. Pemilihan metode pengumpulan data ini penting untuk memastikan kualitas informasi yang dikumpulkan. Untuk itu, bab ini membahas berbagai jenis metode pengumpulan data. 6.1. Klasifikasi Metode Pengumpulan Data Kumar (2005) melaporkan, ada dua pendekatan utama untuk mengumpulkan informasi tentang suatu fenomena, sistem, atau permasalahan penelitian. Informasi tersebut bisa dikumpulkan dari tangan pertama, yakni masyarakat atau populasi yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti sikap masyarakat terhadap HP dengan teknologi bluetooth dan 3G, ataupun dari sumber-sumber buku, naskah kuno, catatan medis sebuah rumah sakit, jurnal, dll. Pendekatan pertama menggunakan sumber primer, sedangkan pendekatan kedua lebih sering dikenal menggunakan sumber data sekunder. Dari kedua pendekatan ini maka muncullah beberapa metode pengumpulan data seperti metode observasi, interview, Wizard of Oz, ataupun System in the Loop. Gambar 6.1. menjelaskan klasifikasi metode pengumpulan informasi. Klasifikasi metode pengumpulan data yang ditunjukkan dalam gambar 6.1. ini tidak dimaksudkan untuk membatasi metode yang ada, namun untuk sekedar memberikan contoh. Seperti dalam gambar, metode pengumpulan data dari sumber primer memiliki beberapa metode, seperti observasi, interview, kuisoner. Dua metode berikutnya adalah metode dalam pengembangan Voice User Interface yakni Wizard of Oz dan System in the Loop yang kemunculannya disini dimaksdukan untuk menampilkan kasus khusus. Sedangkan dalam metode pengumpulan data sekunder, peneliti tidak dibatasi oleh berbagai macam nama metode, mereka tinggal mendeskripsikan cara mereka mendapatkan data sekunder tersebut. Tak satupun dari metode pengumpulan data yang ditampilkan dalam gambar 6.1. menyajikan akurasi 100%. Kualitas data yang dikumpulkan tergantung dari banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan peneliti dalam mencermati dan menyelaraskan antara tujuan, objek penelitian yang diampu, serta informasi yang tersedia. Itulah sebabnya, ada perbedaan yang sangat besar antara peneliti yang berpengalaman dengan peneliti pemula. Peneliti yang berpengalaman memiliki kemampuan melihat, menemukan, dan mengubah informasi yang kurang menonjol untuk menjadi sebuah data yang berarti. Namun demikian, kemampuan peneliti pemula bisa dikembangkan, jika ia terus belajar dan berlatih mengali informasi secara langsung dari responden. Gambar 6.1. Bagan Metode pengumpulan data 6.2. Metode Pengumpulan Data Dari Sumber Primer 6.2.1. Observasi Seperti yang telah disebutkan diatas, observasi merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data dari sumber primer. Observasi merupakan suatu cara yang sistematis dan selektif untuk mendengarkan dan mengamati sebuah fenomena yang terjadi. Ada beberapa situasi yang memungkinkan observasi menjadi metode pengumpulan data yang tepat, sebagai contoh, jika kalian ingin mempelajari sebuah interaksi dalam sebuah komunitas seperti dalam komunitas masyarakat maya, ataupun mempelajari perilaku atau kepribadian tiap individu. Observasi juga sangat cocok digunakan dalam situasi dimana informasi yang lengkap dan akurat tidak bisa didapatkan dari wawancara dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Singkatnya, observasi lebih tepat digunakan untuk sebuah penelitian yang lebih menekankan pada perilaku daripada persepsi dari tiap individu, atau saat subjek penelitian sangat terlibat dalam interaksi atau kasus yang diteliti, sehingga jika mereka diwawancarai, maka akan memberikan persepsi yang memihak. Ada dua jenis observasi, yakni: 1. observasi partisan (participant observation) 2. observasi non-partisan (non-participant observation) Observasi partisan merupakan suatu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara berbaur dengan subjek yang diteliti. Dalam metode ini, peneliti berpartisipasi dalam segala kegiatan yang dilakukan oleh partisan, yakni pihak yang diteliti, tanpa harus diketahui dan disadari kehadirannya sebagai peneliti. Pihak partisan menganggap peneliti sebagai anggota baru komunitas mereka. Sebagai contoh, jika kalian ingin mengamati perilaku dan keiasaan para chatter di sebuah situs, maka kalian menjadi anggota dan ikut melakukan chatting dalam komunitas tersebut. Dari chatting tersebut, kalian melakukan pengamatan-pengamatan. Contoh lainnya, jika kalian ingin meneliti tentang kebiasaan dan perilaku masyarakat Sasak, maka kalian perlu tinggal dan menetap diantara suku Sasak. Observasi non-partisan merupakan sebuah pengamatan yang tidak melibatkan peneliti dalam kehidupan para partisan, yakni subjek yang mereka teliti. Jarak tetap ada antara peneliti dengan partisan, dan kehadiran peneliti disadari oleh semua partisan. Sebagai contoh, jika kalian ingin meneliti tentang pengaruh psikologis trauma bencana alam, gempa/angin puting beliung bagi warga Danurejan, Yogyakarta, maka kalian datang ke Daerah Danurejan, mengamati, mendengarkan, mengikuti dan mencatat berbagai aktifitas yang terjadi di Danurejan. Penggunaan observasi sebagai suatu metode pengumpulan data bukanlah tidak memberikan persoalan. Di bawah ini menjelaskan beberapa kelemahan metode observasi: 1. saat pihak partisan menyadari kalau mereka sedang diamati oleh seorang peneliti, maka mereka mengubah perilakunya. Perubahan perilaku partisan ini bisa memberi dampak negatif atau positif pada penelitian tergantung dari banyak faktor. Jika perubahan perilaku partisan tersebut dihubingkan dengan kesadaran mereka kalau mereka sedang diteliti, maka kasus seperti ini disebut sebagai efek Hawthrone. 2. Kemungkinan adanya keberpihakan dari peneliti. Jika peneliti mulai memihak (bias), maka tidak ada lagi cara untuk melakukan verifikasi pengamatan dan kesimpulan yang dibuat. 3. interpretasi yang ditarik dari pengamatan bervariasai dari peneliti ke peneliti lainnya. 4. Kemungkinan adanya ketidak-lengkapan observasi, dengan catatan yang kurang lengkap, rekaman yang terputus, dll. Meskipun memiliki kelemahan, observasi tetap merupakan sebuah metode yang handal dalam pengumpulan metode dari sumber primer. Observasi bisa dilakukan dalam dua kondisi, yakni dalam kondisi alamiah, dimana segala aktifitas observasi dijalankan secara alamiah dan dalam kondisi terkontrol, dimana peneliti memperkenalkan suatu stimuli ke partisan, kemudian mencatat reaksi yang diberikan. Metode kedua ini sering dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. 6.2.2. Interview/Wawancara Wawancara merupakan metode yang paling umum dan banyak digunakan dalam pengumpulan data dari sumber primer. Dalam realita kehidupan ini, kita mengumpulkan informasi melalui berbagai bentuk interaksi dengan orang lain. Kita bisa berinteraksi dengan sekelompok orang yang berbagi karakteristik yang sama atau dengan tiap individu yang memiliki karakteristik yang berbeda. Tiap interaksi antara satu atau lebih individu dengan tujuan pengumpulan informasi disebut sebagai interview atau wawancara (Kumar, 2005:123). Wawancara dapat dilakukan dengan cara yang sangat fleksibel, cukup fleksibel maupun tidak fleksibel. Dari tingkatan fleksibilitasan pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan menjadi tiga yakni: 1. wawancara tak-terstruktur Dalam wawancara tak terstruktur, peneliti memiliki kebebasan penuh dalam merumuskan pertanyaan, memilih kata-kata yang tepat dan bervariasi dalam mengajukan pertanyaan, dalam pengajuan pertanyaan serta dalam pengaturan isi, struktur dan urutan pertanyaan. Dengan kata lain, peneliti tidak harus terpancang pada suatu rancangan pertanyaan yang telah ia siapkan. Saat ia berada di lapangan, ia perlu bereaksi dengan cepat dan pertanyaan mana yang perlu ia ajukan dan mana yang disimpan, atau jika perlu ia melakukan improvisasi pertanyaan berdasarkan situasi dan kondisi yang saat itu ia hadapai. Meskipun dalam metode ini, sang peneliti memiliki kebebasan penuh, bukan berarti saat ia terjun ke lapangan ia tidak membekali dirinya dengan berbagai konsep pertanyaan. Ini merupakan konsep yang salah tentang wawancara tak terstruktur ini. Menurut Kumar (2005), ada beberapa jenis wawancara tak-terstruktur, dua yang menonjol adalah in-depth interview, dan wawancara kelompok fokus (focus group interview). In-depth Interview. Menurut Taylor dan Bogdan dalam (Kumar, 2005:124), in-depth Interview merupakan tatap muka yang berulang antara peneliti dengan informan, yakni orang yang diwawancarai, yang diarahkan untuk memahami perspektif informan terhadap kehidupan, pengalaman, serta situasi informan yang diekspresikan dengan kata-kata mereka sendiri: Ada dua karakteristik penting dalam definisi ini. Pertama, ada interaksi yang intensif, karena tatap muka antara peneliti dan informan dilakukan secara berulang. Kedua, tujuannya adalah mengali perspektif informan, bukan perspektif sang peneliti atau kelompok diluar informan tersebut. Dengan kedua karakteristik diatas, diharapkan hasil wawancara akan memberikan informasi yang lebih akurat. Wawancara Kelompok Fokus Perbedaan antara wawancara kelompok Fokus dengan in-depth interview terletak pada jumlah informan. Jika pada in-depth interview jumlah informan adalah tunggal, maka dalam wawancara kelompok fokus, jumlah informan adalah lebih dari satu, dan mereka disatukan dalam sebuah kelompok, bila mereka berbagai karaktieristik yang sama. Selain itu, kelomppok informan tadi dikumpulkan, kemudian mereka diberi sebuah topik, yang merupakan pertanyaan dalam in-depth interview. Topik bisa berasal dari sang peneliti atau kelompok informan sendiri. Tiap anggota kelompok akan mengeluarkan opini dan tanggapan mereka terhadap topik yang diberikan. Opini dan perspektif individu dilihat dari sebuah kelompok inilah yang diamati dan dicatat oleh sang peneliti. 2. Wawancara semi terstruktur Dalam wawancara semi terstruktur, sang peneliti membuat sebuah daftar pertanyaan, yang diasumsikan sesuai dengan kondisi informan di lapangan dan tujuan penelitian. Daftar pertanyaan yang telah disipakan inilah yang disebut dengan skrip wawancara (interview script). Fungsi dari skrip wawancara ini adalah memberikan arahan serta panduan pertanyaan tentang aspek-aspek yang akan dieksplorasi. Namun demikian, peneliti memiliki sedikit kebebasan, dalam arti ia tidak harus terpancang pada skrip yang telah dipersiapkan. Ia memiliki hak untuk menambahkan beberapa pertanyaan yang tidak ada di dalam skrip, bila dirasa perlu, atau mengurangi pertanyaan, jika pertanyaan tersebut dirasa kurang sesuai dengan kondisi informan. Ia juga diijinkan untuk mengajukan pertanyaan tidak sesuai dengan urutan yang tertulis dalam skrip. Semuanya dilakukan di lapangan dan disesuaikan dengan kondisi serta situasi yang dihadapi. Namun ia tidak memiliki kebebasan penuh seperti dalam wawancara tak-terstruktur. Panduan diberikan dan dilakukan agar wawancara lebih terarah. Metode ini sebaiknya dilakukan oleh peneliti tingkat menengah, yang masih memerlukan belajar dalam pengalian informasi. 3. Wawancara Terstruktur Dalam wawancara terstruktur, peneliti mengajukan serangkaian pertanyaan dengan menggunakan kata-kata, dan urutan yang sama dengan skrip wawancara. Seperti yang telah dijelaskan diatas, skrip wawancara merupakan suatu daftar pertanyaan, baik yang bersifat terbuka ataupun tertutup, dan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Satu hal yang perlu dicatat disini adalah, skrip wawancara adalah sebuah alat atau instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan wawancara adalah metode untuk mengumpulkan data. Peneliti tingkat pemula akan sangat terbantu jika ia menggunakan metode wawancara terstruktur dengan membuat sebuah skrip wawancara sebelum ia terjun ke lapangan. Contoh berikut menjukkan sebuah contoh skrip wawancara dalam penelitian dengan topik usability pada telepon seluler. Skrip tersebut dikembangkan untuk wawancara terstruktur. Skrip Wawancara Pertanyaan untuk memilih responden: 1. Apakah Bapak/Ibu menggunakan HP? 2. Apakah Bapak/Ibu menggunakan Komputer? 3. Apakah Bapak/Ibu pernah menelpon dengan telpon rumah ataupun telpon di wartel? Penjelasan: Jika kalian mendapatkan calon responden yang memenuhi beberapa kriteria, maka tanyakan satu pertanyaan dibawah ini: a. Apakah bapak/ibu punya waktu? Jika mereka tidak mempunyai waktu, ucapkan terima kasih dan jangan lupa untuk tersenyum. Jika mereka memiliki waktu, maka jelaskan bahwa kalian akan mewawancarai mereka untuk sebuah penelitian tentang korelasi desain antarmuka perangkat bergerak (mobil) dengan peningkatan kemampuan penggunaan sarana. Pertanyaan untuk interview A. Pertanyaan untuk pengguna HP: (a). Manakah yang lebih dulu bapak/ibu pakai, telepon rumah biasa atau HP? (b). berapa lama bapak/ibu menggunakan HP? (c). Pernah berganti merek HP? Alasannya ? Merek apa saja? (d). Bagaimana Bapak/ibu tahu cara menggunakan HP? (e). Apakah Bapak/ibu pernah belajar komputer? Aplikasi program apa? Kapan? (f). Apakah dengan belajar komputer membantu Bapak/ibu untuk mempermudah menggunakan HP/memahami ikon2 HP? (g). Sisi apa dari komputer yang bisa membantu Bapak/ibu mempermudah memahami tampilan menu HP? (h) Jika Bapak/ibu belum pernah belajar komputer, bagaimana Bapak/ibu bisa mengerti ikon/gambar yang ada di HP? (i) Adakah seseorang yang membantu menjelaskan gambar tersebut? Jika ya, siapa? Dan bagaimana ia menjelaskan bapak/ibu fungsi-fungsi HP? SIMULASI Pak/bu kita akan bermain-main dengan Hp jenis Nokia 2112/ Sony-Ericsson K700i. Tunjukkan terlebih dulu menu dari Nokia atau SE, kemudian mintalah mereka untuk: 1. menggenali gambar/ikon, fungsinya, jika fungsi tersebut tidak mengacu ke fungsi HP, arahkan fungsi ikon di HP, 2. melakukan aktifitas, menelpon, menambah nama dalam direktori buku telpon, dan mengubah PIN. Setelah itu, mintalah mereka untuk mengisi kuisoner yang ada. B. Pertanyaan untuk bukan-pengguna 1. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan telpon biasa? Dimana? 2. Mengapa Bapak/ibu tidak menggunakan HP? 3. Pernah belajar komputer? 4. Jika ada kesempatan untuk membeli HP Merek apa yang akan bapak/ibu beli? Mengapa pilih merek tersebut? Kerjakan Simulasi yang sama seperti diatas untuk para bukan-pengguna GAmbar Jawaban: ________________ ________________ ________________ Jawaban bisa menggunakan tanda X untuk TIDAK dan  untuk YA ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ Gambar 6.2 Contoh Skrip wawancara 6.2.3. Kuisoner Kuisoner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang dalam beberapa kasus dilengkapi juga dengan berbagai kemungkinan jawaban. Perbedaan antara kuisoner dan skrip wawancara terletak dalam cara mengajukan pertanyaannya. Jika dalam skrip wawancara, sang peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan dan ia menulis semua jawaban yang diberikan responden, dalam kuisoner, responden membaca pertanyaan, mengintepretasikan pertanyaan tersebut dan menulis sendiri jawabannya. Perbedaan ini penting karena menentukan kelebihan dan kekurangan dari kedua metode tersebut. Mengingat bahwa dalam kuisoner tidak ada orang yang menjelaskan pertanyaan, maka pertanyaan perlu dibuat sejelas mungkin, dan mudah untuk dimengerti. Beberapa saran yang digunakan sebagai panduan dalam penyusunan pertanyaan dalam kuisoner bisa ditemui di bawah ini: 1. Gunakan kata-kata yang sederhana, jelas dan mudah dipahami. Hindari menggunakan istilah-istilah dalam bidang ilmu tertentu. 2. usahakan untuk tidak merumuskan pertanyaan yang ambigu? Sebagai contoh: Apakah anda puas dengan Nokia 2112? Pertanyaan ini menjadi ambigu karena tidak memberi spesifikasi apa yang ditanyakan: harga, desain antar muka, fitur yang ditawarkan, atau kualitas perangkat kerasnya. Badingnkan dengan pertanyaan berikut ini: Apakah anda puas dengan fitur yang ditawarkan oleh Nokia 2112? 3. Hindari menggunakan lebih dari satu pertanyaan yang berbeda dalam satu kalimat. Contoh Berapa sering dan berapa banyak anda menelpon dan mengirim SMS dalam satu hari? 4. gunakan gaya bahasa yang nyaman, sehingga responden merasa bahwa mereka ditanyai secara langsung 5. gunakan gaya yang interaktif, atau berilah penjelasan, jika pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang sensitif atau bersifat pribadi/rahasia 6. usahakan untuk tidak menanyakan nama. Usahakan untuk merahasiakan identitas responden. Cara Pemberian Kuisoner Sebelum membahas tentang cara pemberian kuisoner, ada beberapa istilah yang perlu diperkenalkan disini. Istilah ini selalu hadir saat kita membahas metode pengumpulan data melalui kuisoner. Istilah pertama adalah ‘populasi’ yang merujuk pada sebuah kelompok masyarakat atau strata tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran penelitian. Jumlah total populasi, jika diketahui, dinyatakan dengan huruf besar (N). Jumlah populasi biasanya besar, maka sangatlah tidak mungkin untuk mengirim kuisoner kita pada semua responden dalam populasi tersebut. Untuk itu, biasanya peneliti memilih beberapa orang untuk mewakili populasi tersebut. Orang-orang dalam kelompok kecil yang mewakili populasinya disebut sebagai ‘sampel’. Jumlah sampel biasanya dinyatakan dengan (n) dalam huruf kecil. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi lewat kuisoner. Tiga diantaranya adalah:  Lewat surat/email – pendekatan yang paling sering dilakukan pada sekitar 15 tahun yang lalu adalah mengirimkan kuisoner melalui surat ke para calon responden yang dianggap mewakili populasi. Jika responden ingin berpartisipasi, maka ia mengirimkan kembali jawabannya ke alamat yang telah diberikan. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, maka kini banyak kuisoner yang dikirimkan lewat email, atau kuisoner tersebut diletakkan dalam sebuah website sehingga menjadi e-kuisoner. Jawaban akan dikirimkan ke email peneliti.  Pemberian secara kolektif – salah satu sara terbagus dalam pemberian kuisoner adalah diberikan pada sebuah kelompok secara kolektif. Kelompok tersebut bisa berupa kelompok mahasiswa yang menghadiri sebuah mata kuliah tertentu, atau kelompok orang dewasa yang mengikuti acara tertentu. Pemberian secara kolektif ini biasanya diberikan secara langsung setelah responden selesai menghadiri kelas atau mengikuti acara tertentu.  Pemberian di tempat umum – pemberian kuisoner bisa dilakukan di tempat umum seperti di Mall, Toko serba ada, pusat kebugaran, sekolah Kafe, dll. Cara pemberian dan tempat ini bisa bervariasi tergantung dari jenis dan tujuan penelitian, juga pada populasi yang dipilih dalam penelitian. Sangatlah penting, jika kuisoner yang kalian buat disertai dengan surat pengantar, juga saat kuisoner diberikan dalam bentuk elektronik. Ini akan menjelaskan dan memberi motifasi bagi calon responden untuk mengisinya. Jika tidak, maka kuisoner tersebut akan diacuhkan. Surat pengantar tersebut akan menjelaskan hal-hal berikut ini: 1. identitas peneliti, dan institusi tempat peneliti melakukan penelitiannya 2. jelaskan secara singkat tujuan dari penellitian tersebut 3. berikan penjelasan tentang cara atau petunjuk pengisian kuisoner 4. indikasikan bahwa peserta dalam penelitian kalian bersifat sukarela dan tidak ada paksaan 5. pastikan dan berilah jaminan kerahasiaan identitas responden 6. berikan nama atau alamat untuk menghubungi kalian, sebagai peneliti 7. berikan batas akhir (deadline) pengembalian kuisoner 8. ucapkan terima kasih atas kesediaan mereka berpartisipasi dalam penelitian kalian Bentuk Pertanyaan Bentuk dan rumusan pertanyaan memegang peranan yang sangat besar dalam instrumen riset karena bentuk dan rumusan tersebut mempengaruhi kualitas informasi yang akan diperoleh. Untuk itu pertanyaan harus tepat dan relevan dengan topik ataupun judul penelitian. Bentuk pertanyaan dalam kuisoner ataupun dalam skrip wawancara biasanya dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:  pertanyaan terbuka  dan pertanyaan terturup Dalam pertanyaan terbuka, responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan dan menuliskan di tempat yang telah disediakan. Singkatnya responden memiliki hak penuh menuliskan opini atau perspektifnya. Kelemahan yang dijumpai dalam bentuk pertanyaan terbuka ini terletak pada evaluasi jawaban. Peneliti akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi jawaban responden karena rentang jawaban sangatlah luas dan sulit untuk mengkuantifikasikan jawaban tersebut. Selain itu, ada banyak kemungkinan jawaban yang bisa diperoleh. Untuk memahami bentuk dan kelemahan dari tipe pertanyaan terbuka ini, disajikan beberapa pertanyaan demografis sebagai pendahuluan sebelum memasuki pertanyaan utama: 1. Berapa usia anda saat ini? _____________________ 2. Tuliskan pendidikan terakhir anda _______________ 3. Apakah jenis kelamin anda? ____________________ 4. Seberapa mudahkan anda mengerti arti gambar (ikon) dalam Sony-Ericsson(SE)K700i? _______________________ Dalam contoh diatas, pertanyaan ini tidak memberikan kemungkinan jawaban, sehingga responden bebas menuliskan jawabannya. Sebagai contoh, untuk merata-rata jawaban dari pertanyaan no 4, peneliti bisa saja mendapatkan kesulitan karena jawaban yang sangat bervariasi serta tidak adanya standard yang telah disepakati tentang batasan mudah dan sulit. Kemungkinan lainnya adalah bahwa responden tidak akan menuliskan jawaban yang dikehendaki, melainkan alasan kesulitan atau kemudahan untuk mengerti ikon dalam SE K700i tersebut. Untuk mengatasi kelelmahan diatas,maka bentuk pertanyaan harus dirubah menjadi pertanyaan tertutup. Dalam pertanyaan tertutup, kemungkinan jawaban diberikan, sehingga responden tinggal mengisikan sesuai dengan kategori yang telah disediakan. Dalam pertanyaan terbuka ini, alangkah baiknya jika ada kategori untuk jawaban lainnya diberikan disana. Contoh berikut ini menunjukkan pertanyaan yang sama hanya dikemas dalam bentuk yang berbeda: 1. Berapa Usia anda? a. 30-34 b. 35 - 39 c. 40- 44 d. 45-49 e. 50 f. lainnya _______________ 2. Apa pendidikan terakhir anda? a. SD b. SMP c. SMA/SMK d. Akademi e. Universitas f. lainnya _______________ 3. Apa Jenis Kelamin anda? a. Perempuan b. Laki-laki Dalam memberikan penilaian dalam pertanyaan berikut, gunakanlah angka: 1. (satu) untuk sangat bagus/jelas/mudah/membantu sekali 2. (dua)untuk bagus/jelas/mudah/membantu 3. (tiga) untuk cukup bagus/jelas/mudah/membantu 4. (empat) untuk jelek/tidak jelas/sulit/tidak membantu 5. (lima) untuk jelek sekali/membingungkan/sulit sekali/sama sekali tidak membantu 1. Seberapa mudahkan Bapak/Ibu mengerti arti gambar (ikon) dalam simulasi Sonny-Ericsson K700i? 1 2 3 4 5 Menggunakan Skala Sikap Seringkali kuisoner diberikan untuk mengukur atau menilai sikap responden terhadap suatu fenomena. Sikap responden bisa digali dengan pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup. Namun, jika kalian mengajukan pertanyaan berikut: bagaimana sikap anda terhadap pengoperasian Nokia 2112? Jawaban seperti apakah yang kalian harapkan? Dengan pertanyaan terbuka seperti di atas, kalian akan dihadapkan dengan beragam sikap, dari jawaban yang menyatakan suka, sampai tidak suka, atau dari bagus, sampai tidak bagus, dari menyenangkan sampai tidak menyenangkan. Kesulitan ini bisa diminimalir dengan menggajukan pertanyaan tertutup dan memberikan alternatif jawabannya dengan menggunakan skala sikap. Skala sikap adalah sebuah skala yang dirancang untuk mengukur sikap responden dan yang dipandang dari satu sudut pandang saja. Para responden biasanya memiliki sikap yang berbeda terhadap permasalahan yang berbeda. Namun jika kalian telah mendefiniskan sikap yang harus dipilih oleh para responden, ini akan membatasi dan mengarahkan responden untuk memberikan jawaban yang tepat. Ada tiga tipe utama dalam skala sikap: 1. Summated rating scale atau dikenal juga sebagai skala likert 2. skala interval yang nampak sama atau skala diferensial yang dikenal juga sebagai skala Thurstone. 3. skala kumulatif yang dikenal juga sebagai skala Guttman Skala Likert adalah skala yang paling mudah untuk direalisasikan. Skala ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa tiap pernyataan pada skala memiliki ‘bobot’ atau ‘nilai sikap’ yang sama dalam hal mencerminkan sikap yang sama terhadap permasalahan yang ada dalam pertanyaan. Asumsi ini menjadi batasan utama dari skala ini karena pernyataan dalam skala tersebut sesungguhnya jarang memiliki nilai sikap yang sama. Misalnya, dalam gambar 6.2 atau gambar 6.3 dibawah ‘menguasai bahan ajar’ bukan berarti memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan ‘telah melakukan publikasi’ atau ‘memperhatian peserta didik’. Tiap pernyataan disini memiliki bobot yang sama. Jika mahasiswa memberikan penilaian, mereka tidak perlu memikirkan pernyataan mana yang lebih penting, dan memiliki nilai lebih. Dalam skala Likert, kemungkinan jawaban dikelompokkan dalam lima atau tujuh skala seperti yang terlihat dibawah ini. Contoh-contoh berikut menunjukkan sebuah kuisoner yang diisi oleh mahasiswa untuk mengevaluasi kinerja dosen selama satu semester, seperti yang kalian lakukan di akhir kuliah: ___________________________________________________________________ Dosen: sangat setuju tidak kurang sangat setuju tahu setuju tdk setuju ___________________________________________________________________ 1. menguasai bahan ajar 1 2 3 4 5 2. memperhatikan peserta didik 1 2 3 4 5 3. telah melakukan publilkasi 1 2 3 4 5 4. memiliki silabus 1 2 3 4 5 5. memberikan tugas & mengoreksinya 1 2 3 4 5 Gambar 6.2. Contoh kuisoner dengan skala kategorikal Dosen: 1. menguasai bahan ajar 7 6 5 4 3 2 1 2. memperhatikan peserta didik 7 6 5 4 3 2 1 3. telah melakukan publilkasi 7 6 5 4 3 2 1 4. memiliki silabus 7 6 5 4 3 2 1 5. memberikan tugas & mengoreksinya 7 6 5 4 3 2 1 Gambar 6.3. Contoh kuisoner dengan skala numerik 7 angka Dalam mengembangkan skala Likert, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, putuskan apakah sikap yang akan diukur bisa diklasifikasikan dalam skala numerik seperti 1, 2, 3, untuk positif, netral atau negatif. Banyaknya angka numerik tergantung terhadap sikap yang akan diukur. Kalian bisa menggunakan 5 angka numerik atau 7 (tujuh). Namun semakin banyak angka akan memberikan kemungkinan yang bisa membingungkan responden untuk memilih. Kedua, pertimbangkan juga apakah kalian ingin menggunakan skala kategori seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.2. Pemilihan penggunaan skala kategori atau numerik tergantung dari bagaimana kalian akan mengukur intensitas sikap dalam pertanyaan dan pada kapasitas populasi untuk memahami perbedaan tersebut, apakah mereka akan lebih baik memahami lewat angka/numerik atau lewat kategori. Jika kalian menggunakan skala numerik, sebelumnya harus dijelaskan angka 1, 2 mewakilil sikap yang mana. Skala Thurstone muncul untuk menjawab kekurangan dari skala Likert, yakni tiap pernyataan memiliki pbobot yang sama. Dalam skala Thurstone, tiap pernyataan diberi bobot yang berbeda. Bobot tiap pernyataan dihitung berdasarkan nilai sikap yang diberikan oleh responden. Dengan kata lain, jika responden memberikan nilai sikap 5 pada pernyataan no 1 dalam gambar 6.3 diatas, maka bobot pernyataan no 1. adalah 5. Lalu nilai dari tiap responden pada tiap pernyataan ditambahkan dan dicari nilai mediannya sebagai hasil akhir. Skala Guttman adalah skala yang paling sulit dibuat. Itulah sebabnya skala ini jarang sekali digunakan. Skala ini juga tidak cocok bagi peneliti pemula karena akan memberikan kerumitan baik dalam penyusunan maupun dalam kalkulasi hasil. Dengan alasan inilah skala ini tidak dibahas disini. 6.2.4. Wizard of Oz Sebelum membahas dua metode berikutnya, perlu diketahui bahwa metode Wizard of Oz atau lebih dikenal dengan WOZ dan metode System in the Loop merupakan bagian dari siklus kehidupan pengembangan perangkat lunak (development Lifecycle). Kedua metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diproses untuk pengembangan sistem selanjutnya. Kedua metode tersebut lebih banyak diterapkan di bidang rekayasa dialog, yakni komunikasi antara manusia dan komputer. McTear (2004) melaporkan bahwa metode WOZ sering digunakan untuk meneliti bagaimana manusia berinteraksi dengan komputer. Dalam metode ini, seseorang (ahli komputer -- wizard) melakukan simulasi peran sebagai komputer, memberikan jawaban dengan menggunakan suara yang telah disintesis. Simulasi ini dibuat sedemikian rupa sehingga pengguna percaya kalau ia sedang berinteraksi dengan komputer, bukan manusia. Dua orang yang bercakap-cakap tersebut harus berada diruang yang terpisah, apakah ruangan tersebut hanya disekat oleh sebuah triplek, atau mereka memang berada di tempat yang saling berjauhan dan komunikasi dilakukan dari PC ke PC lewat telepon atau VOIP. Wizard, atau sang ahli komputer tadi harus memiliki skrip interaksi yang berisi prompt sistem, yakni kata-kata yang akan diucapkan oleh sistem, perintah dan quiry yang ditanyakan oleh pengguna. Interaksi ini mencakup lebih dari satu skenario, dimana pengguna harus menemukan informasi dari sistem. Sebagai conoth, dalam sistem yang melayani pemesanan tiket pesawat, maka pengguna harus sampai mendapatkan informasi tentang jadwal keberangkatan, tempat keberangkatan dan jenis pesawat. Jika pengguna sampai menemukan jawaban terminal keberangkatan dan terminal tujuan, juga jadwal sampai di tempat tujuan, ini berarti ia telah melangkah lebih jauh dalam simulasi tersebut. Penggunaan simulasi WOZ secara simultan akan memungkinkan pengembangan sistem secara iteratif dan memungkinan evaluasi sebelum sistem benar-benar diterapkan atau diluncurkan ke pasar. 6.2.5. System in the Loop Kesulitan yang dihadapi saat mengimplementasikan metode WOZ adalah sangat sulit bagi manusia yang berpengalaman untuk berperilaku sebagai komputer dan mengantisipasi berbagai macam pengenalan dan pemahaman masalah seperti komputer lakukan dalam sistem yang sebenarnya. Untuk mengatasi hal ini, maka metode system in the loop dikembangkan. Dalam system in the loop sistem dengan keterbatasan fungsi digunakan untuk mengumpulkan data. Contohnya, sistem mungkin akan menggabungkan siklus awal pengenalan ujaran dengan modul pemahaman ujaran, tetapi komponen managemen dialog belum ada dan belum dibangun dalam sistem tersebut. Pada siklus berikutnya, fungsi-fungsi lainnya seperti pengelolaan dialog antara manusia dengan komputer bisa ditambahkan dan fungsionalitas sistem juga ditingkatkan, sehingga memungkinkan untuk pengumpulan data yang lebih banyak dan berkualitas. Metode system in the loop ini sangatlah terbuka sekali untuk dikombinasikan dengan WOZ, dimana seorang manusia memainkan peran simulasi bagi bagian sistem yang belum diimplementasikan. Pada dasarnya, setiap metode pengumpulan data diatas memililki kelebihan dan keunggulan. Pemilihan metode ditentukan oleh jenis penelitian yang diampu, dan jenis data yang hendak dikumpulkan. Pemillihan metode yang tepat akan membuahkan hasil data yang akurat yang dikumpulkan dan akan membantu jalannya penelitian. Kerja kelompok Bacalah judul penelitian dibawah ini, diskusikan dengan kelomppok kalian, metode apa yang tepat untuk judul tersebut. Jika kalian memutuskan untuk memilih sebuah metode, seperti wawancara atau observasi ataupun kuisoner, buatlah 5 pertanyaan yang disesuaikan dengan kriteria dari apa yang kalian pelajari. Jika kalian memilih kedua metode terakhir, maka tentukan dan buatlah desain untuk pengimplementasiannya. Metode Evaluasi - dalam penelitian teknologi informasi, metode untuk mengevaluasi perangkat lunak atau software yang dibuat dikembangkan. - Sebagian besar metode evaluasi berada di bawah ilmu rekayasa perangkat lunak. - Banyak peneliti menciptakan metode evaluasi sendiri, namun ada metode yang baku yang sering digunakan. - Tujuan evaluasi ini adalah mengukur efektifitas atau kinerja sebuah strategi yang dituangkan dalam bentuk perangkat lunak. - dalam IR, ada beberapa alat evaluasi. Dibawah ini adalah contoh alat evaluasi di IR 1. Recall dan Presisi Pertimbangkan sebuah contoh permintaan informasi I dan himpunan dokumen yang relevan R dari informasi yang diminta. |R| adalah jumlah dokumen di himpunan R . Asumsikan bahwa sebuah strategi (baca “algoritma”) yang diimplementasikan dalam program X memproses permintaan informasi I dan menghasilkan sebuah jawaban berupa himpunan dokumen A. Dennga kata lain A adalah himpunan jawaban yang berhasil diambil. Anggap saja |A| adalah jumlah dokumen dalam himpunan A dan |Ra| adalah jumlah dokumen dalam irisan himpunan A dan R. gambar 6.4 menunjukkan gambaran ini: |R| |A| dokumen dokumen relevan himpunan jawaban yang relevan yang diambil oleh sistem gambar 6.4. diagram venn dari himpunan dokumen untuk evaluasi IR Berdasarkan diagram diatas, recall dan presisi bisa didefinisikan sebagai berikut (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto, 1999:75) - Recall adalah bagian dokumen yang relevan (R) yang berhasil diambil (retrieved). Recall = |Ra| |R| [6.1] - Presisi adalah bagian dokumen yang diambil dan yang relevan: Presisi = [Ra] [A] Ada alat ukur lainnya dalam IR seperti the Haarmonic Mean, The E Measure atau beberapa Ukuran yang berorientasi pada Pengguna. Untuk lebih jauh lagi, silahkan cari metode evaluasi di buku-buku Information retrieval. - Fungsi aplikasi perangkat lunak yang akan dievaluasi menentukan metode evaluasi.Contoh lainnya adalah alat ukur yang dipakai untuk mengevaluasi strategi dalam pembangunan perangkaat lunak sistem dialog. Dalam pembangunan sistem dialog, dua alat ukur yang dicontohkan adalah kepadatan perminataan (Query Density -- QD) dan Efisiensi Konsep (Concept Efficientcy CE) : - QD mengukur seberapa efektif pengguna mampu menyediakan konsep baru kepada sistem. Rata-rata konsep baru yang diperkenalkan dalam setiap pertanyaan pengguna dihitung sebagai berikut: Nd QD = 1_  Nu(i) Nd i=1 Nq(i) Dimana Nd adalah jumlah dialog, Nu(i) adalah jumlah total pertanyaan pengguna dalam dialog ke i , dan Nq(i) adalah jumlah konsep unik yang dimengerti sistem dalam dialog i. - CE menghitung jumlah rata-rata pergantian pembicara yang dibutuhkan oleh sistem untuk memahami semua konsep. CE dihitung dengan alat berikut ini: Nd CE = 1_  Nu(i) Nd i=1 Nc(i) Dimana Nc adalah jumlah total konsep dalam dialogi i.

0 komentar:

Posting Komentar

100 kalimat indah lirik lagu iwan fals 1.“Berhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan” (Puing – album Sarjana Muda 1981) 2.“Hei jangan ragu dan jangan malu, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu”. (Bangunlah Putra-Putri Pertiwi – album Sarjana Muda 1981) 3."Cepatlah besar matahariku, menangis yang keras janganlah ragu, hantamlah sombongnya dunia buah hatiku, doa kami dinadimu”. (Galang Rambu Anarki – album Opini 1982) 4.“Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh”. (Maaf Cintaku - album Sugali 1984) 5.“Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari, bila luka di kaki belum terobati”. (Berkacalah Jakarta - album Sugali 1984) 6.“Riak gelombang suatu rintangan, ingat itu pasti kan datang, karang tajam sepintas seram, usah gentar bersatu terjang”. (Cik - album Sore Tugu Pancoran 1985) 7.“Aku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, entah”. (Entah - album Ethiopia 1986) 8.“Mengapa bunga harus layu?, setelah kumbang dapatkan madu, mengapa kumbang harus ingkar?, setelah bunga tak lagi mekar”. (Bunga-Bunga Kumbang-Kumbang - album Ethiopia 1986) 9.“Ternyata banyak hal yang tak selesai hanya dengan amarah”. (Ya Ya Ya Oh Ya - album Aku Sayang Kamu 1986) 10.“Dalam hari selalu ada kemungkinan, dalam hari pasti ada kesempatan”. (Selamat Tinggal Malam - album Aku Sayang Kamu 1986) -------------------------------------------------------- 11.“Kota adalah hutan belantara akal kuat dan berakar, menjurai didepan mata siap menjerat leher kita”. (Kota - album Aku Sayang Kamu 1986) 12.“Jangan kita berpangku tangan, teruskan hasil perjuangan dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan”. (Lancar - album Lancar 1987) 13.“Jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam”. (Surat Buat Wakil Rakyat - album Wakil Rakyat 1987) 14.“Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang, segala sesuatu ada harga karena uang”. (Nak - album 1910 1988) 15.“Sampai kapan mimpi mimpi itu kita beli?, sampai nanti sampai habis terjual harga diri”. (Mimpi Yang Terbeli - album 1910 1988) 16.“Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, Ibu”. (Ibu - album 1910 1988) 17.“Memang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunci”. (Buku Ini Aku Pinjam - album 1910 1988) 18.“Dendam ada dimana mana di jantungku, di jantungmu, di jantung hari-hari”. (Ada Lagi Yang Mati - album 1910 1988) 19.“Hangatkan tubuh di cerah pagi pada matahari, keringkan hati yang penuh tangis walau hanya sesaat”. (Perempuan Malam - album Mata Dewa 1989) 20.“Kucoba berkaca pada jejak yang ada, ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggal”. (Nona - album Mata Dewa 1989) -------------------------------------------------------- 21.“Oh ya! ya nasib, nasibmu jelas bukan nasibku, oh ya! ya takdir, takdirmu jelas bukan takdirku”. (Oh Ya! - album Swami 1989) 22.“Wahai kawan hei kawan, bangunlah dari tidurmu, masih ada waktu untuk kita berbuat, luka di bumi ini milik bersama, buanglah mimpi-mimpi”. (Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang) - album Swami 1989) 23.“Api revolusi, haruskah padam digantikan figur yang tak pasti?”. (Condet - album Swami 1989) 24.“Kalau cinta sudah di buang, jangan harap keadilan akan datang”. (Bongkar - album Swami 1989) 25.“Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatan”. (Bongkar - album Swami 1989) 26.“Orang tua pandanglah kami sebagai manusia, kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta”. (Bongkar - album Swami 1989) 27.“Satu luka perasaan, maki puji dan hinaan, tidak merubah sang jagoan menjadi makhluk picisan”. (Rajawali - album Kantata Takwa 1990) 28.“Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata kata”. (Paman Doblang - album Kantata Takwa 1990) 29.“Mereka yang pernah kalah, belum tentu menyerah”. (Orang-Orang Kalah - album Kantata Takwa 1990) 30.“Aku rasa hidup tanpa jiwa, orang yang miskin ataupun kaya sama ganasnya terhadap harta”. (Nocturno - album Kantata Takwa 1990) -------------------------------------------------------- 31.“Orang orang harus dibangunkan, kenyataan harus dikabarkan, aku bernyanyi menjadi saksi”. (Kesaksian - album Kantata Takwa 1990) 32.“Ingatlah Allah yang menciptakan, Allah tempatku berpegang dan bertawakal, Allah maha tinggi dan maha esa, Allah maha lembut”. (Kantata Takwa - album Kantata Takwa 1990) 33.“Kebimbangan lahirkan gelisah, jiwa gelisah bagai halilintar”. (Gelisah - album Kantata Takwa 1990) 34.“Bagaimanapun aku harus kembali, walau berat aku rasa kau mengerti”. (Air Mata - album Kantata Takwa 1990) 35.“Alam semesta menerima perlakuan sia sia, diracun jalan napasnya diperkosa kesuburannya”. (Untuk Bram - album Cikal 1991) 36.“Duhai langit, duhai bumi, duhai alam raya, kuserahkan ragaku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta, ku percaya”. (Pulang Kerja - album Cikal 1991) 37.“Dimana kehidupan disitulah jawaban”. (Alam Malam - album Cikal 1991) 38.“Ada dan tak ada nyatanya ada”. (Ada - album Cikal 1991) 39.“Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiri”. (Nyanyian Jiwa - album Swami Il 1991) 40.“Aku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya, aku tak mau mengingkari hati nurani”. (Hio - album Swami Il 1991) -------------------------------------------------------- 41.“Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta walau aku tahu tak terdengar, jariku menari tetap tak akan berhenti sampai wajah tak murung lagi”. (Di Mata Air Tidak Ada Air Mata - album Belum Ada Judul 1992) 42.“Mengapa besar selalu menang?, bebas berbuat sewenang wenang, mengapa kecil selalu tersingkir?, harus mengalah dan menyingkir”. (Besar Dan Kecil - album Belum Ada Judul 1992) 43.“Angin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda mengusik ingatanku, aku ingat mimpiku, aku ingat harapan yang semakin hari semakin panjang tak berujung”. (Aku Disini - album Belum Ada Judul 1992) 44.“Jalani hidup, tenang tenang tenanglah seperti karang”. (Lagu Satu - album Hijau 1992) 45.“Sebentar lagi kita akan menjual air mata kita sendiri, karena air mata kita adalah air kehidupan”. (Lagu Dua - album Hijau 1992) 46.“Kita harus mulai bekerja, persoalan begitu menantang, satu niat satulah darah kita, kamu adalah kamu aku adalah aku”. (Lagu Tiga - album Hijau 1992) 47.“Kenapa kebenaran tak lagi dicari?, sudah tak pentingkah bagi manusia?” (Lagu Empat- album Hijau 1992) 48.“Kenapa banyak orang ingin menang?, apakah itu hasil akhir kehidupan?”. (Lagu Empat- album Hijau 1992) 49.“Anjingku menggonggong protes pada situasi, hatiku melolong protes pada kamu”. (Lagu Lima - album Hijau 1992) 50.“Biar keadilan sulit terpenuhi, biar kedamaian sulit terpenuhi, kami berdiri menjaga dirimu”. (Karena Kau Bunda Kami - album Dalbo 1993) -------------------------------------------------------- 51.“Apa jadinya jika mulut dilarang bicara?, apa jadinya jika mata dilarang melihat?, apa jadinya jika telinga dilarang mendengar?, jadilah robot tanpa nyawa yang hanya mengabdi pada perintah”. (Hura Hura Huru Hara - album Dalbo 1993) 52.“Tertawa itu sehat, menipu itu jahat”. (Hua Ha Ha - album Dalbo 1993) 53.“Nyanyian duka nyanyian suka, tarian duka tarian suka, apakah ada bedanya?” (Terminal – single 1994) 54.“Waktu terus bergulir, kita akan pergi dan ditinggal pergi”. (Satu Satu – album Orang Gila 1994) 55.“Pelan-pelan sayang kalau mulai bosan, jangan marah-marah nanti cepat mati, santai sajalah”. (Menunggu Ditimbang Malah Muntah – album Orang Gila 1994) 56.“Mau insaf susah, desa sudah menjadi kota”. (Menunggu Ditimbang Malah Muntah – album Orang Gila 1994) 57.“Pertemuan dan perpisahan, dimana awal akhirnya?, dimana bedanya?”. (Doa Dalam Sunyi – album Orang Gila 1994) 58.“Jika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja”. (Awang Awang – album Orang Gila 1994) 59.“Bagaimana bisa mengerti?, sedang kita belum berpikir, bagaimana bisa dianggap diam?, sedang kita belum bicara”. (Awang Awang – album Orang Gila 1994) 60.“Aku bukan seperti nyamuk yang menghisap darahmu, aku manusia yang berbuat sesuai aturan dan keinginan”. (Nasib Nyamuk – album Anak Wayang 1994) -------------------------------------------------------- 61.“Oh susahnya hidup, urusan hati belum selesai, rumah tetangga digusur raksasa, pengusaha zaman merdeka”. (Oh – single 1995) 62.“Aku disampingmu begitu pasti, yang tak kumengerti masih saja terasa sepi”. (Mata Hati – album Mata Hati 1995) 63.“Sang jari menari jangan berhenti, kupasrahkan diriku digenggaman-Mu”. (Lagu Pemanjat – album Lagu Pemanjat 1996) 64.“Lepaslah belenggu ragu yang membelit hati, melangkah dengan pasti menuju gerbang baru”. (Songsonglah – album Kantata Samsara 1998) 65.“Berani konsekuen pertanda jantan”. (Nyanyian Preman – album Kantata Samsara 1998) 66.“Dengarlah suara bening dalam hatimu, biarlah nuranimu berbicara”. (Langgam Lawu – album Kantata Samsara 1998) 67.“Matinya seorang penyaksi bukan matinya kesaksian”. (Lagu Buat Penyaksi – album Kantata Samsara 1998) 68.“Bertahan hidup harus bisa bersikap lembut, walau hati panas bahkan terbakar sekalipun”. (Di Ujung Abad - album Suara Hati 2002) 69.“Jangan goyah percayalah teman perang itu melawan diri sendiri, selamat datang kemerdekaan kalau kita mampu menahan diri”. (Dendam Damai - album Suara Hati 2002) 70.“Berdoalah sambil berusaha, agar hidup jadi tak sia-sia”. (Doa - album Suara Hati 2002) -------------------------------------------------------- 71.“Harta dunia jadi penggoda, membuat miskin jiwa kita”. (Seperti Matahari - album Suara Hati 2002) 72.“Memberi itu terangkan hati, seperti matahari yang menyinari bumi”. (Seperti Matahari - album Suara Hati 2002) 73.“Jangan heran korupsi menjadi jadi, habis itulah yang diajarkan”. (Politik Uang – album Manusia Setengah Dewa 2004) 74.“Gelombang cinta gelombang kesadaran merobek langit yang mendung, menyongsong hari esok yang lebih baik”. (Para Tentara – album Manusia Setengah Dewa 2004) 75.“Terhadap yang benar saja sewenang wenang, apalagi yang salah”. (Mungkin – album Manusia Setengah Dewa 2004) 76.“Begitu mudahnya nyawa melayang, padahal tanpa diundang pun kematian pasti datang”. (Matahari Bulan Dan Bintang – album Manusia Setengah Dewa 2004) 77.“Dunia kita satu, kenapa kita tidak bersatu?”. (Matahari Bulan Dan Bintang – album Manusia Setengah Dewa 2004) 78.“Urus saja moralmu urus saja akhlakmu, peraturan yang sehat yang kami mau”. (Manusia Setengah Dewa – album Manusia Setengah Dewa 2004) 79.“Di lumbung kita menabung, datang paceklik kita tak bingung”. (Desa – album Manusia Setengah Dewa 2004) 80.“Tutup lubang gali lubang falsafah hidup jaman sekarang”. (Dan Orde Paling Baru – album Manusia Setengah Dewa 2004) -------------------------------------------------------- 81.“Buktikan buktikan!, kalau hanya omong burung beo pun bisa”. (Buktikan – album Manusia Setengah Dewa 2004) 82.“Dunia politik dunia bintang, dunia hura hura para binatang”. (Asik Nggak Asik – album Manusia Setengah Dewa 2004) 83.“Dewa-dewa kerjanya berpesta, sambil nyogok bangsa manusia”. (17 Juli 1996 – album Manusia Setengah Dewa 2004) 84.“Tanam-tanam pohon kehidupan, siram siram sirami dengan sayang, tanam tanam tanam masa depan, benalu-benalu kita bersihkan”. (Tanam-Tanam Siram-Siram – single 2006) 85.“Ada apa gerangan mengapa mesti tergesa gesa, tak bisakah tenang menikmati bulan penuh dan bintang”. (Haruskah Pergi – 2006) 86.“Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya, soal lama pergi soal baru datang”. (Selancar – 2006) 87.“Jaman berubah perilaku tak berubah, orang berubah tingkah laku tak berubah”. (Rubah – album 50:50 2007) 88.“Satu hilang seribu terbilang, patah tumbuh hilang berganti”. (Pulanglah – album 50:50 2007) 89.“Hidup ini indah berdua semua mudah, yakinlah melangkah jangan lagi gelisah”. (KaSaCiMa – album 50:50 2007) 90.“Tak ada yang lepas dari kematian, tak ada yang bisa sembunyi dari kematian, pasti”. (Ikan-Ikan – album 50:50 2007) -------------------------------------------------------- 91.“Ada kamu yang mengatur ini semua tapi rasanya percuma, ada juga yang janjikan indahnya surga tapi neraka terasa”. (Cemburu – album 50:50 2007) 92.“Hukum alam berjalan menggilas ludah, hukum Tuhan katakan “Sabar!”. (Kemarau – uncassette) 93.“Yang pasti hidup ini keras, tabahlah terimalah”. (Joned – uncassette) 94.“Oh negeriku sayang bangkit kembali, jangan berkecil hati bangkit kembali”. (Harapan Tak Boleh Mati – uncassette) 95.“Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang, ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang”. (Harapan Tak Boleh Mati – uncassette) 96.“Tuhan ampunilah kami, ampuni dosa-dosa kami, ampuni kesombongan kami, ampuni bangsa kami, terimalah disisi-Mu korban bencana ini”. (Saat Minggu Masih Pagi – uncassette) 97.“Nyatakan saja apa yang terasa walau pahit biasanya, jangan disimpan jangan dipendam, merdekakan jiwa”. (Nyatakan Saja – uncassette) 98.“Usiamu tak lagi muda untuk terus terusan terjajah, jangan lagi membungkuk bungkuk agar dunia mengakuimu”. (Merdeka – uncassette) 99.“Kau paksa kami untuk menahan luka ini, sedangkan kau sendiri telah lupa”. (Luka Lama – uncassette) 100. “Oh Tuhan tolonglah, lindungi kami dari kekhilafan, oh ya Tuhan tolonglah, Ramadhan mengetuk hati orang orang yang gila perang”.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More